JAKARTA --Sebagai negara yang berperan penting
dalam menyediakan pasokan kakao dunia, Indonesia berperan aktif dalam
forum–forum yang bersifat domestik dan internasional.
Salah satu
kegiatan rutin yang diikuti selama ini adalah Konferensi Kakao
Internasional. Konferensi Kakao Internasional telah diselenggarakan
untuk ke-6 kalinya dan pada tahun ini berlangsung di Nusa Dua, Bali.
Tujuan dari konferensi kali ini ialah memberdayakan para petani kecil dalam mendukung keberlanjutan industri kakao.
“Pemerintah
Indonesia sebagai pemain terkemuka di industri kakao global dan telah
mampu menempatkan diri untuk memprioritaskan dan fokus terhadap aspek
keberlanjutan industri sejalan dengan kesejahteraan petani kakao,” ujar
Mendag Muhammad Lutfi, Minggu (19/5/2015)
Tugas utama dalam
meningkatkan kesejahteraan petani kakao, kata Lutfi, adalah mendukung
peningkatan produktivitas para petani melalui peningkatan praktik
pertanian kakao secara berkelanjutan.
Pemerintah Indonesia terus
mengupayakan peningkatan pendapatan nasional melalui sisi ekspor, salah
satunya dengan meningkatkan kehadiran kakao Indonesia di pasar
internasional.
Indonesia tidak hanya mengekspor biji kakao guna
membantu pemenuhan kebutuhan global, tapi juga mendorong ekspor produk
olahan yang masih memiliki potensi luar biasa di pasar global, terutama
produk-produk kakao seperti biji kopi yang difermentasi (fermented beans),
Coklat bubuk (cocoa powder), dan minuman keras (liquors).
“Sebagai
produsen kakao terbesar kedua di dunia, Indonesia telah sangat berhasil
menerapkan kebijakan perdagangan yang tidak hanya dapat meningkatkan
produksi biji kakao, tetapi juga meningkatkan ekspor kakao olahan
dibandingkan dengan biji kakao,” tambah Lutfi.
Kebijakan
perdagangan, terutama aturan pajak ekspor yang sangat kondusif telah
memberikan insentif bagi para petani dan produsen kakao untuk
meningkatkan produktivitas dan kualitas berdasarkan praktik terbaik
internasional, serta menarik investor global dalam 3-5 tahun terakhir.
Hasilnya,
industri kakao Indonesia merupakan salah satu sektor yang dapat
dibanggakan karena telah berhasil mempromosikan ekspor bernilai tinggi
dan menyeimbangkan antara kesejahteraan masyarakat dan kelestarian
lingkungan.
“Dengan pasar bebas Asean yang sebentar lagi akan
berlaku, saya percaya bahwa investasi para produsen cokelat global pada
industri kakao Indonesia yang akan menjadikan Indonesia sebagai poros
produksi di Asia Tenggara hanya soal waktu,” kata Mendag.
Dia
menambahkan permintaan komoditas kakao di dunia sangat tinggi, tapi saat
ini hanya terdapat lima pemain besar industri kakao dunia.
“Untuk
itu, mari kita pastikan bahwa kakao akan terus menjadi komoditas yang
disukai banyak orang dengan tetap memelihara koordinasi dan kolaborasi
dengan baik,” imbuhnya.