Selamat datang di Pusat Informasi Pertanian dan Perkebunan

Industri Olahan Berbasis Pangan Prospektif Dikembangkan di Kaltim

0 komentar

Arba Susanty
Oleh Arba Susanty
(Peneliti Pangan Pada Baristand Industri Samarinda)

Transformasi ekonomi Kalimantan Timur yang digagas oleh bapak Gubernur Kalimantan Timur Dr. Awang Faroek Ishak, dari basis migas dan tambang (unrenewable) ke basis pertanian dalam arti luas (renewable) adalah sangat tepat untuk menjamin pembangunan ekonomi yang berkelanjutan.
Provinsi Kaltim yang luas wilayahnya terdiri dari luas wilayah daratan 127.267,52 km2 dan luas pengelolaan laut 25.656 km2 (BPS Kaltim, 2014), sangat potensial untuk menjadi pusat pertumbuhan agrobisnis baru khususnya di wilayah Timur Indonesia.

Potensi pertanian yang mempunyai keunggulan comparative di Provinsi Kalimantan Timur hendaknya dapat segera direalisasikan melalui pengembangan industri berbasis pangan. Potensi Kaltim di bidang pangan antara lain luasnya wilayah darat dan kelautannya sangat prospektif untuk dikembangkan menjadi daerah penghasil olahan pangan.

Di sektor kelautan dan perikanan darat, Kaltim sangat kaya sumber daya seperti; berbagai jenis ikan, udang, kepiting dan rumput laut serta ikan air tawar. Potensi kelautan dan perikanan ini, harusnya menjadi asset terbesar propinsi ini untuk terus dikembangkan menjadi kegiatan ekonomi yang mensejahterakan rakyatnya.

Salah satu potensi perikanan darat adalah ikan patin, ikan haruan (gabus), ikan betutu yang hidup di sungai dan danau, dapat diolah menjadi berbagai macam produk olahan.

Dari hasil riset Baristand Industri Samarinda minyak ikan patin banyak mengandung asam lemak omega 6 dan 9 serta dapat dijadikan sebagai bahan baku pembuatan margarine. Kaltim memiliki juga potensi rumput laut jenis Eucheuma cottonii yang banyak dibudidayakan dan memiliki peluang besar untuk terus dikembangkan.

Jenis rumput laut ini merupakan sumber karaginan yang banyak digunakan dalam industry olahan pangan. Harga karaginan pun tergolong mahal.

Tetapi sayangnya industri karaginan sendiri hingga saat ini belum ada di wilayah ini. Pada saat ini rumput laut kering sebagian besar dikirim ke pabrik pengolahan rumput laut di luar daerah dan hanya sedikit saja yang IKM yang mengolah rumput laut menjadi produk olahan.

Potensi buah-buahan pun tak kalah besarnya dibanding hasil tambang yang sudah hampir habis dikeruk oleh korporasi-korporasi besar. Wilayah daratan Kalimantan Timur yang cukup luas sangat prospektif dimanfaatkan menjadi areal produsen buah-buahan seperti pisang, buah naga, nenas, singkong, rambutan, durian, salak dan lain-lain.

Sepuluh tahun yang lalu, kita tidak akan kita menjumpai pedagang buah di sepanjang jalan Balikpapan - Samarinda.

Tetapi pada saat ini dengan mudah kita akan menjumpai para pedagang buah yang menjajakan hasil kebun mereka. Beberapa buah yang banyak dijual adalah salak dan buah naga, buah ini berbuah sepanjang tahun tanpa tergantung musim, dan dari tahun ke tahun produknya semakin bertambah besar.

Selain itu ada beberapa jenis buah-buah khas Kalimantan yang dapat dengan mudah kita jumpai pada musimnya, seperti buah cempedak, elai, durian, karantungan, rambutan, buah layung, kecapi, mata kucing dan masih banyak lagi.

Selama ini komoditi buah-buahan ini pada musimnya akan sangat melimpah dan harganya relatif sangat murah. Namun demikian karena buah memiliki masa simpan yang relative singkat akibatnya banyak buah yang melimpah tersebut tidak laku dijual dan busuk.

Hal ini tentu saja merugikan petani. Salah satu usaha mengatasi permasalahan ini adalah dengan mengolah buah-buahan menjadi produk olahan. Teknologi terkait produk olahan pangan ini sudah tersedia dibanyak lembaga riset yang ada di Indonesia, hanya saja hingga saat ini di daerah Kalimantan Timur penerapan teknologi ini masih minim.

Hingga saat ini potensi komoditi tersebut masih berupa raw material, belum melalui proses olahan industri sehinga nilai tambah yang dihasilkan masih relatif kecil dan selanjutnya konstribusinya pada PDRB Kaltim juga masih kecil. Selain itu dari aspek tenaga kerja, kegiatan ini masih kecil menyerap tenaga kerja.

Oleh karena itu pembangunan sektor pertanian yang berkelanjutan serta ketahanan pangan harusnya menjadi perhatian serius pemerintah Pusat maupun Daerah agar swasembada pangan segera dapat diwujudkan.

Sektor industri serta kewirausahaan harus ditumbuhkan sehingga dapat memanfaatkan potensi daerah dan menyerap tenaga kerja yang imbasnya pada peningkatan ekonomi rakyat.

Dalam penerapan pasar bersama Asean (MEA) akhir Desember 2015 nanti, industry olahan pangan akan menjadi pasar potensial yang harus diisi dan direbut oleh produk olahan pangan dari Kaltim. Menghadapi pasar ASEAN (MEA) ini harusnya kita sudah siap dengan segala sarana dan prasarana yang dapat mengimbangi masuknya produk dari luar.


Dengan pasar terbuka tersebut, akan banyak sekali produk-produk yang akan membanjiri pasar kita. Apalagi Indonesia merupakan pangsa pasar besar bagi negara-negara ASEAN, dengan jumlah penduduk lebih dari 240 juta orang.

Dengan terbukanya Pasar ASEAN ini, akan menjadi peluang besar bagi IKM-IKM yang memproduksi olahan pangan, dan IKM kita harus mampu bersaing dan menjadi tuan di rumah sendiri.

Pada saat ini sudah banyak produk luar dengan berbagai bentuk dan kemasan yang menarik beredar di pasaran dan cukup banyak diminati. Dari bahan baku yang sama dengan sedikit sentuhan teknologi olahan dan kemasan yang baik dan menarik telah memberi nilai tambah berpuluh kali lipat.

Akan tetapi tidak bisa dipungkiri pula, bahwa cita rasa asli tetap akan menjadi pilihan utama konsumen. Inilah yang harusnya menjadi kunci bagi IKM-IKM kita untuk terus mengembangkan dan meningkatkan kualitas produknya.

Potensi-potensi ini harusnya juga dapat dikembangkan lebih serius agar nantinya produksi besar-besaran dan berkelanjutan dapat memberi peluang usaha kepada masyarakat Kaltim. Selain itu, dengan adanya permintaan yang kontinyu akan dapat melestarikan sumber daya hayati kita.

Daerah perkebunan, pertanian dan perikanan dapat dikembangkan menjadi daerah agro-wisata yang selanjutnya akan menambah daya tarik suatu daerah dan menjadi daerah tujuan wisata, area pembelajaran serta pelestarian SDA kita. Selain itu membuka kesempatan kerja serta berusaha para pihak yang dapat mengambil bagian pada setiap tingkatan bisnisnya.

Selain itu Pemerintah harus dapat menjamin keamanan pangan produk-produk yang akan masuk tersebut. Peran laborartorium uji dalam hal ini sangat diperlukan.

Dalam pasar bersama ini nantinya kita tidak dapat membatasi masuknya produk luar dengan alasan bea masuk, yang dapat dilakukan hanyalah melalui technical barrier (pembatasan alasan teknis) berupa standard produk.

Dengan menerapkan standard yang ketat sebuah produk, tentunya yang bisa masuk ke pasar kita adalah produk yang memenuhi standard yang sudah ditentukan. Dalam menerapkan standard ini kita juga harus mempersiapkan laboratorium-laboratorium uji yang ter-akreditasi, yang dapat melakukan uji produk sesuai standard.

Baristand Industri Samarinda sebagai Unit Pelaksana Teknis di bawah BPKIMI Kementerian Perindustrian telah memiliki laboratorium uji yang ter-akreditasi. Pada saat ini kemampuannya terus dikembangkan dengan menambah ruang lingkup uji yang terakreditasi, khususnya laboratorium pangan.

Selain melayani jasa pengujian, Baristand Industri juga melayani konsultasi teknis bagi IKM melalui hasil-hasil riset yang telah dilakukan dan dikembangkan.

Rekayasa alat pembuat kacang goyang merupakan salah satu hasil rekayasa Industri Baristand Industri Samarinda yang sudah diakui dan dimanfaatkan oleh IKM di Kota Tenggarong dan dalam proses Paten.

Selain memiliki laboratorium Uji Baristand Industri Samarinda memiliki pula Lembaga Sertifikasi Produk (LS Pro) Samarinda Etam, dimana Lembaga ini membantu masyarakat dalam pengurusan SNI terutama untuk produk AMDK dan Garam yang wajib memiliki sertifikasi SNI.

Hal ini adalah beberapa peluang dan kekuatan yang kita miliki untuk menumbuhkan industri olahan yang berbasis pangan di Kalimantan Timur.

Namun demikian kita juga mempunyai deretan daftar panjang kendala dan tantangan untuk mencapai itu semua. Infrastrukur yang masih minim, ketersedian listrik, biaya tranportasi yang masih mahal, biaya tenaga kerja yang juga tinggi juga bagian dari sebagian kendala yang ada.

Namun demikian, peluang yang kita miliki harus kita manfaatkan tentunya dengan mengatasi satu per satu kendala-kendala yang kita miliki. Besar harapan kita peluang ini dapat kita wujudkan ketika para stakeholder dapat menyatukan langkah untuk mencapai visi yang sama mewujudkan Kaltim menjadi pusat industry olahan pangan.

IKM segera menyiapkan rencana bisnisnya, pemerintah daerah dengan seluruh SKPD terkait membenahi segala program sektor dan infrastruktur serta regulasi yang memberikan kemudahan bagi investasi.

Demikian juga perbankan melalui BPD Kaltim mestinya dapat menjamin tersedianya dana untuk pengembangan industry pangan, dengan memberikan skema kredit lunak dan mudah kepada para petani dan pengusaha.

Oleh karena itu perhatian kita semua hendaknya dapat difokuskan untuk merealisasikan peluang ini menjadi terwujud. Realisasi komitmen Pemerintah Provinsi Kaltim untuk menjadikan Kaltim menjadi pusat agribisnis, sangat dinantikan agar sesuai dengan tagline Klatim yakni “Kaltim Bangkit 2018” tidak hanya slogan semata.(*)


Share this article :
 
Support : PT Fin Komodo Teknologi | Creating Website | Dewa Yuniardi | Mas Templatea | Pusat Promosi
Copyright © 2012-2015. Perkebunan - All Rights Reserved
Template Created by Creating Website Modify by CaraGampang.Com
Proudly powered by Blogger