Selamat datang di Pusat Informasi Pertanian dan Perkebunan

Ada Mafia Beras di Balik Melonjaknya Harga

0 komentar

Musim hujan bukan saja menyengsarakan warga di Kota Jakarta karena banjir. Namun musim hujan juga mulai menyengsarakan warga Kota Pagaralam, tapi bukan karena kebanjiran. Musim hujan yang terus melanda Kota Pagaralam membuat harga beras di Pagaralam melambung tinggi.

Saat ini harha beras di Pagaralam tembus hingga Rp 11.000 sampai Rp 12.000 perkilogram. Kenaikkan harga beras kali sangat terasa oleh masyarakat Pagaralam. Pasalnya baru kali ini harga beras di pasaran tembus hingga Rp 12.000 selama 10 tahun terakhir.

Kondisi ini membuat warga mengharapkan pemerintah segera menurunkan beras raskin. Pasalnya dengan harga beras semahal seperti saat ini warga mulai merasa kesulitan untuk membeli beras tersebut.

Data yang dihimpun Sripoku.com, Minggu (15/2/2015), untuk beras Cihireng sebelumnya hanya Rp 9.000 perkilogram naik menjadi Rp 11.000 perkilogram. Sedangkan untuk beras jenis Surya biasanya Rp 9.500 menjadi Rp 12.000 perkilogramnya.

Kenaikan harga beras ini membuat masyarakat Pagaralam mengeluh. Bagaimana tidak, dengan harga beras mencapai Rp 11.000- Rp12.000 perkilogram tidak sebanding dengan pengasilan yang minim. Terlebih lagi, saat ini hasil pertanian dan perkebunan di Kota Pagaralam belum musim.

Warti (51) salah seorang ibu rumah tangga mengatakan, saat ini harga kebutuhan naik salah satunya beras. Kenaikkan harha beras kali ini ini juga sangat besar hingga Rp 2.000 perkilogramnya. Padahal saat ini Pagaralam masih massa paceklik.

"Kenaikkan harha beras ini sudah mulai membuat kita resah. Pasalnya baru kali ini harga beras bisa mencapai Rp11 ribu perkilogramnya. Kondisi ini bisa membuat kita tidak bisa makan lagi, pasalnya saat ini masih musim sepi dan belim musim panen kopi," keluhnya.


SRIPOKU.COM, DEMAK - Melonjaknya harga beras di beberapa daerah membuat Menteri Pertanian RI, Andi Amran Sulaiman angkat bicara.

Menurut dia, fenomena kenaikan harga beras tersebut lantaran adanya mafia beras yang bermain di balik naiknya harga pangan utama masyarakat Indonesia tersebut.

"Saat saya mengecek langsung di lapangan, ternyata ada yang salah dalam pendistribusian beras di tingkat kota. Harga beras tinggi ketika di kota yang berbeda dengan di desa. Ini ada permainan tengkulak," kata Amran saat mengunjungi panen raya di Desa Dempet, Kecamatan Dempet, Kabupaten Demak, Jawa Tengah, Selasa (24/02/2015) pagi.

Amran menjelaskan, saat ini pihaknya masih berupaya mengurai permasalahan meningkatnya harga beras ini.

"Kami akan bekerjasama dengan semua pihak yang berwenang untuk menyelesaikan masalah ini," ungkapnya. (Tribun Jateng)
Share this article :
 
Support : PT Fin Komodo Teknologi | Creating Website | Dewa Yuniardi | Mas Templatea | Pusat Promosi
Copyright © 2012-2015. Perkebunan - All Rights Reserved
Template Created by Creating Website Modify by CaraGampang.Com
Proudly powered by Blogger