Selamat datang di Pusat Informasi Pertanian dan Perkebunan

Waspadai Flu Burung H7N9

0 komentar

Kepala Dinas Pertanian DIY Sasongko mengaku sudah siap untuk mengantisipasi terhadap Avian Influenza (Flu Burung) strain H7N9. "Mudah-mudahan tidak sampai ke Yogyakarta khususnya dan Indonesia umumnya," katanya pada Republika, Senin (8/4).

Ia mengatakan pihaknya sudah melakukan koordinasi dengan pihak-pihak terkait seperti PDSR (Participatory Disease Surveillence and Response) dan LDCC (Local Disease Control Center) Dinas Pertanian (Distan) DIY untuk  meningkatkan kewaspadaan.

"Meskipun belum mendapatkan surat resmi dari pemerintah pusat (red. Kementerian Pertanian), tetapi kami sudah mendengar adanya H7N9 yang berkembang di Cina dan Thailand, sehingga kami langsung mengumpulkan teman-teman. Kami minta kepada teman-teman di unit pelaksana teknis selalu komunikasi dengan pemerintah pusat untuk memantau  perkembangan H7N9," bebernya

Koordinator Unit Pengendali Penyakit Avian Influenza (LDCC) Yogyakarta, Tri Wahono mengatakan sudah menerima pesan SMS dari teman-temannya di Kementerian Pertanian Jakarta tentang perlu kewaspadaan terhadap  H7N9.

"Tetapi kami belum menerima surat resmi dari pemerintah pusat. Untuk melakukan kewasspadaan, kami masih menggunakan protokol yang lama, karena belum ada protokol yang baru dari pusat," tuturnya kepada Republika.

Menurut dia, akhir-akhir belum ada kasus unggas di DIY yang mati mendadak. Laporan yang masuk merupakan kasus lama tetapi terlambat melaporkan. "Infomrasi terakhir empat hari yang lalu, ada laporan ayam mati tetapi ketika dicek negatif flu burung," katanya.

Peneliti Balai Besar Veteriner Wates Yogyakarta Waluyo yang dihubungi Republika melalui telepon selulernya mengaku sudah mendengar adanya H7N9 yang mulai berkembang di Cina dan sudah sampai di Thailand dan menyebabkan kematian pada unggas maupun manusia.

Menurut dia, H7N9 itu masih satu rumpun Avian Influenza, sehingga gejalanya juga sama dengan H5N1. "Namun untuk mengujinya perlu reagen H7N9. Sementara yang dimiliki oleh BBV Wates baru H7N1 dan H9N2. Sehingga apabila  H7N9 masuk ke Indonesia, BBV Wates  harus segera order reagen H7N9. Tapi ini kan urusannya Kepala BBV Wates dan pemerintah pusat. Sedangkan saya hanya melaksanakan pengujian sampel," tuturnya.

Pemerintah China pada akhir pekan kemarin mengabarkan, tiga orang warga China kembali tertular virus H7N9. Dengan demikinan, sudah 21 orang warga China terinfeksi virus tersebut. Kini, Pemerintah China tengah bersiap-siap melawan virus H7N9 yang telah melenyapkan nyawa enam warga negara itu.

Menurut laporan Lembaga Pengendalian dan Pecegahan Penyakit China (CCDCP), kasus H7N9 terbaru menginfeksi sorang pedagang unggas hidup bermarga Li (55), yang tinggal di Provinsi Anhui, wilayah timur China. Li dilarikan ke sebuah rumah sakit di Kota Bozhu pada 1 April, setelah kondisinya memburuk karena mengalami gejala flu.

"Saat ini, kondisi Li mulai stabil. Sementara itu, 12 orang lain yang secara aktif melakukan kontak dengan Li sebelum tertular, tidak menunjukan tanda-tanda terinfeksi flu," ungkap pernyataan Departemen Kesehatan Provinsi Anhui.

Sementara itu, Komisi Kesehatan dan Keluarga Berencana Nasional China (NHFPC) mengatakan, dua korban terinfeksi H7N9 terbaru tinggal di Shanghai. Keduanya adalah pasien laki-laki, masing-masing berusia 67 dan 59 tahun.

NHFPC mengatakan, keduanya mulai menunjukan gejala flu pada akhir Maret lalu dan didiagnosis menderita pneunomonia selama sepekan terakhir. Berdasarkan penyelidikan awal, enam orang yang memiliki kontak dekat dengan pasien belum menunjukan gejala awal terinfeksi.

Sejauh ini, sudah 10 kasus H7N9 terjadi di Shanghai, di mana enam orang terpaksa menjalani karantina, sementara empat orang lainya menjalani perawatan.
Share this article :
 
Support : PT Fin Komodo Teknologi | Creating Website | Dewa Yuniardi | Mas Templatea | Pusat Promosi
Copyright © 2012-2015. Perkebunan - All Rights Reserved
Template Created by Creating Website Modify by CaraGampang.Com
Proudly powered by Blogger